Selasa, 10 Juni 2014

ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPITUITARI



TUGAS ENDOKRIN
ASUHAN KEPERAWATAN HIPERPITUITARI
Dosen: Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep

Kasus
Bayi A usia 4 tahun dirawat diruang rawat anak dengan kondisi pembesaran pada kepala, rambut pada wajah bertambah banyak, kulit menebal dan pembesaran tulang. Setelah di lakukan pemeriksaan diagnostik di dapatkan hasil bahwa kadar hormon pituitari lebih dari normal. Diagnosa medis hiperpituitari.
Berdasarkan kasus di atas jawablah pertanyaan berikut:
1.      Sebutkan anatomi dan fisiologi hormon yang di sekresi oleh hipofisis
2.      Apa definisi dari hiperpituitari
3.      Sebutkan dan jelaskan penyebab dari hiperpituitari
4.      Apa manifestasi klinis yang terjadi pada hiperpituitari dan jelaskan bagaimana proses terjadinya manifestasi klinik tersebut(buat skema)
5.      Jelaskan pemeriksaan diagnostik yang di pakai untuk pemeriksaan hiperpituitari
6.      Maslah keperawatan apa saja yang akan muncul pada kasus hiperpituitari
7.      Tindakan apa saja yang dapat di lakukan baik secara medis dan keperawatan
JAWAB
1.      Hipofisis merupakan kelenjar sebesar kacang polong yang terletak di dalam struktur bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.
Hipofisa memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior(depan) dan lobus posterior(belakang). Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya mengendalikan produksi dari semua organ lain.
1. Lobus Anterior
Lobus Anterior disebut juga “pemimpin” atau “kalenjar utama “ system endokrin karena efek dari hormin ini pada kalenjar endokrin lain. Tetepai aktivitasnya dikembalikan oleh factor kimia. Hormon ini disekresi di hipotalamus dan mengalir kedalam kalenjar hipofisis terutama didalam kapiler infundibulum hipofisis.
Hormon pertumbuhan (GH) : menyebabkan retensi nitrogen dalam tubuh dan sangat penting untuk pertumbuhan. GH disekresi pada orang dewasa, anak-anak dan remaja, da memiliki efek pada metabolism karbohidrat dan lemak dan sifat antiinsulin.
 Thyroid Stimulating Hormon (TSH) : Merangsang kalenjar Thyroid untuk menghasilkan tiroksin dan tri-yodotironin. Produksi hormon ini oleh hipotalamus dan pelepasannya dari kalenjar dikendalikan oleh kadar tiroksin dalam darah.
Homon Adrenokortikotropik (ACTH) : merangsang korteks ke kalenjar adrenal menghasilkan glukokortikoid. Sekresinya dikendalikan oleh jumah kortisol dalam darah.
Hormon Gonadotropin ( Gonadotropin) : Bekerja pada kalenjar seks. Pada pria, interstitial cell-stimulating hormone (ICSH) merangsang sel-sel interstisial testis untuk menghasilkan androgen. Pada wanita, (a) follicle- stimulating hormone (FSH) menyebabkan pematangan folikel ovarium tempat ovum berkembang, dan (b) Luteinizing hormone atau (LH), yang sama dengan ICSH, berkombinasi dengan FSH untuk menyempurnakan folikel dan merangsang perkembangan korpus luteum. Pada titik krisis, FSH menghilang dan LH meningkat, terjadi ovulasi. Pematangan folikel menyekresi estrogen, dan setelah ovulasi, korpus luteum menyekresi estrogen dan progesterone. Estrogen, melalui mekanisme umpan balik, menghambat produksi FSH.
Prolaktin : hormone ini, diproduksi di dalam kalenjar hipofisis dan tidak dalam hipotalamus, terlibat dalam stimulasi dan mempertahankan laktasit payudara.
Melanocyte-stimulating hormone (MSH) : meningkatkan pigmentasi kulit
            2. Lobus posterior
Hormon diproduksi didalam hipotalamus dan mengalir melalui serat syaraf kelobus posterior kalenjar hipofisis.
Hormon antideuritik : merangsang tubulus distal ginjal untuk mereabsorsi air dari cairan didalamnya.
Oksitosin : terlibat dalam kerja uterus saat melahirkan ( fungsinya belum jelas) dan kontraksi otot saluarn payudara, menyebabkan susu diperas dari saluran dalam kesaluran superficial.(Jibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC)
2.      Definisi hiperpituitari adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu hormon hipofise atau lebih. Hormon-hormon hipofisis lainnya sering di keluarkan dalam kadar yang lebih rendah.(Hotma, Rumahardo,2000:36)
Hiperpituitari adalah suatu keadaan di mana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih hormon-hormon yang di sekresikan oleh kelenjar pituitari (hipofise) biasanya berupa hormon-hormon hipofise anterior(http://www.askep.hiperpituitari.com/2008)
3.      Hiperpituitari dapat terjadi akibat dari malfungsi hipotalamus, kelenjar pituitary atau kelenjar target. Produksi hormone pituitary yang berlebihan diduga disebabkan oleh hyperplasia sel-sel pituitary atau defek hipotalamus primer yang mengakibatkan kelebihan produksi faktor pelepas hormone. (Donna L Wong, 2008: 1272)
Hipersekresi  hormon pertumbuhan bisa disebabkan oleh disfungsi hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis sehingga mengakibatkan produksi somatomedin terlampau banyak. (Hal : 18)
Hipersekresi prolaktin disebabkan oleh gangguan hipotalami hipofisis yang dapat menyebabkan galaktorea dan disfungsi gonad. (Hal : 16)
(Barahdero, Mary dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Endokrin, Jakarta : EGC)

4.      Manifestasi klinis:
a)      Perubahan bentuk dan ukuran tubuh serta  organ-organ dalam(seperti tangan, kaki, jari tangan, lidah,rahang, kardiomegali)
b)      Terjadi peningkatan tekanan intrakranium : Nyeri kepala, visus berkurang
c)      Kelemahan otot, kelelahan, dan letargi
d)     Gangguan Psikologis :gangguan perilaku(behrman, Richard E,dkk.2000)
Skema terlampir
5.      Pemeriksaan diagnostik :
a)      Pemeriksaan fungsi target organ
b)      Pemeriksaan ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormon nontropik
c)      Tes provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon dan dengan melakukan efeknya terhadap kadar hormon  sarum
d)     Foto rontgen kepala dan tulang, kerangka tubuh dengan CT-Scan
e)      Pengukuran lapang pandang
f)       Tes toleransi glukosa
g)      Tes supresi dengan dexametason(Hotma, Rumahardo,2000:39)
6.      Masalah keperawatan yang muncul :
a)      Perubahn citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
b)      Gangguan rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan tekanan intrakranial
c)      Perubahan sensori persptual(penglihatan) yang berhubungan dengan penekanan pada nervus occulomtorius dan nervus trigeminal
d)     Gangguan pola eliminasi urin berhubungan dengan peningkatan respon RAAS
e)      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder terhadap penurunan energi (ATP)
7.      Tindakan
a.       Tindakan Keperawatan
1)         Nyeri kepala berhubungan dengan peningkatan TIK
a)      NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …24 jam diharapkan pasien tidak mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
(1)      Mampu mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
(2)      Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
(3)      Mampu mengenali nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
(4)      Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurang
(5)      Tanda vital dalam rentang normal
(6)      Tidak mengalami gangguan tidur
b)      NIC :
(1)      Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi, frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
(2)      Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
(3)      Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan dukungan
(4)      Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
(5)      Kurangi faktor presipitasi nyeri
(6)      Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
(7)      Ajarkan tentang teknik non farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
(8)      Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
(9)      Tingkatkan istirahat
(10)  Berikan informasi tentang nyeri seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi ketidaknyamanan dari prosedur
(11)  Monitor vital sign sebelum dan sesudah pemberian analgesik pertama kali

2)         Gangguan citra tubuh berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
a)      NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ..x 24 jam diharapkan pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinya dengan kriteria hasil :
(1)      Mengidentifikasi kekuatan personal
(2)      Pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
(3)      Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
(4)      Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal
b)      NIC :
(1)      Kaji secara verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
(2)      Monitor frekuensi mengkritik dirinya
(3)      Jelaskan tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
(4)      Dorong klien mengungkapkan perasaannya
(5)      Identifikasi arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
(6)      Fasilitasi kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
3)      Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan atau mencerna nutrisi oleh karena faktor biologis
a)         NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pasien gangguan nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi dengan kriteria hasil : terjadi peningkatan status nutrisi.
b)         NIC :
(1)         Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
(2)         Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi
(3)         Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
(4)         Monitor lingkungan selama makan
(5)         Jadwalkan pengobatan  dan tindakan tidak selama jam makan
(6)         Monitor intake nuntrisi
(7)         Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat nutrisi
4)      Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder terhadap penurunan energy
a)         NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama … x 24 jam diharapkan pasien bertoleransi terhadap aktifitas dengan criteria hasil :
(1)         Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
(2)         Melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
(3)         Keseimbangan aktivitas dan istirahat
b)         NIC :
(1)         Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas
(2)         Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
(3)         Monitor nutrisi  dan sumber energi yang adekuat
(4)         Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan
(5)         Monitor respon kardivaskuler  terhadap aktivitas (takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
(6)         Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
(7)         Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam merencanakan progran terapi yang tepat.
(8)         Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan
(9)         Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
(10)     Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
8.      Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
9.      Bantu untuk  mengidentifikasi aktivitas yang disukai
10.  Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
11.  Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
12.  Sediakan penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
13.  Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
14.  Monitor respon fisik, emosi, sosial dan spiritual







Tidak ada komentar:

Posting Komentar