TUGAS
ENDOKRIN
ASUHAN
KEPERAWATAN HIPERPITUITARI
Dosen:
Biyanti Dwi Winarsih, S.Kep.,Ns.,M.Kep
Kasus
Bayi
A usia 4 tahun dirawat diruang rawat anak dengan kondisi pembesaran pada
kepala, rambut pada wajah bertambah banyak, kulit menebal dan pembesaran
tulang. Setelah di lakukan pemeriksaan diagnostik di dapatkan hasil bahwa kadar
hormon pituitari lebih dari normal. Diagnosa medis hiperpituitari.
Berdasarkan
kasus di atas jawablah pertanyaan berikut:
1. Sebutkan
anatomi dan fisiologi hormon yang di sekresi oleh hipofisis
2. Apa
definisi dari hiperpituitari
3. Sebutkan
dan jelaskan penyebab dari hiperpituitari
4. Apa
manifestasi klinis yang terjadi pada hiperpituitari dan jelaskan bagaimana
proses terjadinya manifestasi klinik tersebut(buat skema)
5. Jelaskan
pemeriksaan diagnostik yang di pakai untuk pemeriksaan hiperpituitari
6. Maslah
keperawatan apa saja yang akan muncul pada kasus hiperpituitari
7. Tindakan
apa saja yang dapat di lakukan baik secara medis dan keperawatan
JAWAB
1. Hipofisis
merupakan kelenjar sebesar kacang polong yang terletak di dalam struktur
bertulang (sela tursika) di dasar otak. Sela tursika melindungi hipofisa tetapi
memberikan ruang yang sangat kecil untuk mengembang.
Hipofisa
memiliki 2 bagian yang berbeda, yaitu lobus anterior(depan) dan lobus
posterior(belakang). Lobus anterior menghasilkan hormon yang pada akhirnya
mengendalikan produksi dari semua organ lain.
1.
Lobus Anterior
Lobus
Anterior disebut juga “pemimpin” atau “kalenjar utama “ system endokrin karena
efek dari hormin ini pada kalenjar endokrin lain. Tetepai aktivitasnya
dikembalikan oleh factor kimia. Hormon ini disekresi di hipotalamus dan
mengalir kedalam kalenjar hipofisis terutama didalam kapiler infundibulum
hipofisis.
Hormon
pertumbuhan (GH) : menyebabkan retensi nitrogen dalam tubuh dan sangat penting
untuk pertumbuhan. GH disekresi pada orang dewasa, anak-anak dan remaja, da
memiliki efek pada metabolism karbohidrat dan lemak dan sifat antiinsulin.
Thyroid Stimulating Hormon (TSH) : Merangsang
kalenjar Thyroid untuk menghasilkan tiroksin dan tri-yodotironin. Produksi
hormon ini oleh hipotalamus dan pelepasannya dari kalenjar dikendalikan oleh
kadar tiroksin dalam darah.
Homon
Adrenokortikotropik (ACTH) : merangsang korteks ke kalenjar adrenal
menghasilkan glukokortikoid. Sekresinya dikendalikan oleh jumah kortisol dalam
darah.
Hormon
Gonadotropin ( Gonadotropin) : Bekerja pada kalenjar seks. Pada pria,
interstitial cell-stimulating hormone (ICSH) merangsang sel-sel interstisial
testis untuk menghasilkan androgen. Pada wanita, (a) follicle- stimulating
hormone (FSH) menyebabkan pematangan folikel ovarium tempat ovum berkembang,
dan (b) Luteinizing hormone atau (LH), yang sama dengan ICSH, berkombinasi
dengan FSH untuk menyempurnakan folikel dan merangsang perkembangan korpus
luteum. Pada titik krisis, FSH menghilang dan LH meningkat, terjadi ovulasi.
Pematangan folikel menyekresi estrogen, dan setelah ovulasi, korpus luteum
menyekresi estrogen dan progesterone. Estrogen, melalui mekanisme umpan balik,
menghambat produksi FSH.
Prolaktin
: hormone ini, diproduksi di dalam kalenjar hipofisis dan tidak dalam
hipotalamus, terlibat dalam stimulasi dan mempertahankan laktasit payudara.
Melanocyte-stimulating
hormone (MSH) : meningkatkan pigmentasi kulit
2.
Lobus posterior
Hormon
diproduksi didalam hipotalamus dan mengalir melalui serat syaraf kelobus
posterior kalenjar hipofisis.
Hormon
antideuritik : merangsang tubulus distal ginjal untuk mereabsorsi air dari
cairan didalamnya.
Oksitosin
: terlibat dalam kerja uterus saat melahirkan ( fungsinya belum jelas) dan
kontraksi otot saluarn payudara, menyebabkan susu diperas dari saluran dalam
kesaluran superficial.(Jibson, John. 2003. Fisiologi dan Anatomi Modern Untuk
Perawat Edisi 2. Jakarta : EGC)
2. Definisi
hiperpituitari adalah suatu kondisi patologis yang terjadi akibat tumor atau
hiperplasi hipofisisme sehingga menyebabkan peningkatan sekresi salah satu
hormon hipofise atau lebih. Hormon-hormon hipofisis lainnya sering di keluarkan
dalam kadar yang lebih rendah.(Hotma, Rumahardo,2000:36)
Hiperpituitari
adalah suatu keadaan di mana terjadi sekresi yang berlebihan satu atau lebih
hormon-hormon yang di sekresikan oleh kelenjar pituitari (hipofise) biasanya
berupa hormon-hormon hipofise
anterior(http://www.askep.hiperpituitari.com/2008)
3.
Hiperpituitari dapat terjadi akibat dari
malfungsi hipotalamus, kelenjar pituitary atau kelenjar target. Produksi
hormone pituitary yang berlebihan diduga disebabkan oleh hyperplasia sel-sel
pituitary atau defek hipotalamus primer yang mengakibatkan kelebihan produksi
faktor pelepas hormone. (Donna L Wong, 2008: 1272)
Hipersekresi hormon pertumbuhan bisa disebabkan oleh
disfungsi hipotalamus atau yang lebih sering adalah adenoma hipofisis sehingga
mengakibatkan produksi somatomedin terlampau banyak. (Hal : 18)
Hipersekresi prolaktin disebabkan
oleh gangguan hipotalami hipofisis yang dapat menyebabkan galaktorea dan
disfungsi gonad. (Hal : 16)
(Barahdero, Mary dkk. 2009. Seri Asuhan Keperawatan Klien Gangguan
Endokrin, Jakarta : EGC)
4. Manifestasi
klinis:
a) Perubahan
bentuk dan ukuran tubuh serta
organ-organ dalam(seperti tangan, kaki, jari tangan, lidah,rahang,
kardiomegali)
b) Terjadi
peningkatan tekanan intrakranium : Nyeri kepala, visus berkurang
c) Kelemahan
otot, kelelahan, dan letargi
d) Gangguan
Psikologis :gangguan perilaku(behrman, Richard E,dkk.2000)
Skema terlampir
5. Pemeriksaan
diagnostik :
a) Pemeriksaan
fungsi target organ
b) Pemeriksaan
ACTH, TSH, FSH dan LH serta hormon nontropik
c) Tes
provokasi dengan menggunakan stimulan atau supresan hormon dan dengan melakukan
efeknya terhadap kadar hormon sarum
d) Foto
rontgen kepala dan tulang, kerangka tubuh dengan CT-Scan
e) Pengukuran
lapang pandang
f) Tes
toleransi glukosa
g) Tes
supresi dengan dexametason(Hotma, Rumahardo,2000:39)
6. Masalah
keperawatan yang muncul :
a) Perubahn
citra tubuh yang berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
b) Gangguan
rasa nyaman nyeri berhubungan dengan penekanan tekanan intrakranial
c) Perubahan
sensori persptual(penglihatan) yang berhubungan dengan penekanan pada nervus
occulomtorius dan nervus trigeminal
d) Gangguan
pola eliminasi urin berhubungan dengan peningkatan respon RAAS
e) Intoleransi
aktifitas berhubungan dengan kelemahan fisik sekunder terhadap penurunan energi
(ATP)
7. Tindakan
a. Tindakan Keperawatan
1)
Nyeri
kepala berhubungan dengan peningkatan TIK
a) NOC : Setelah
dilakukan tindakan keperawatan selama …24 jam diharapkan pasien tidak
mengalami nyeri, dengan kriteria hasil:
(1) Mampu
mengontrol nyeri (tahu penyebab nyeri, mampu menggunakan tehnik nonfarmakologi
untuk mengurangi nyeri, mencari bantuan)
(2) Melaporkan
bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyeri
(3) Mampu mengenali
nyeri (skala, intensitas, frekuensi dan tanda nyeri)
(4) Menyatakan rasa
nyaman setelah nyeri berkurang
(5) Tanda vital dalam rentang normal
(6) Tidak mengalami gangguan tidur
b)
NIC :
(1)
Lakukan
pengkajian nyeri secara komprehensif termasuk lokasi, karakteristik, durasi,
frekuensi, kualitas dan faktor presipitasi
(2)
Observasi
reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan
(3) Bantu pasien dan keluarga
untuk mencari dan menemukan dukungan
(4) Kontrol lingkungan yang dapat
mempengaruhi nyeri seperti suhu ruangan, pencahayaan dan kebisingan
(5) Kurangi faktor presipitasi nyeri
(6) Kaji tipe dan
sumber nyeri untuk menentukan intervensi
(7) Ajarkan tentang teknik non
farmakologi: napas dala, relaksasi, distraksi, kompres hangat/ dingin
(8) Berikan
analgetik untuk mengurangi nyeri: ……...
(9) Tingkatkan istirahat
(10) Berikan informasi tentang nyeri
seperti penyebab nyeri, berapa lama nyeri akan berkurang dan antisipasi
ketidaknyamanan dari prosedur
(11) Monitor vital sign sebelum
dan sesudah pemberian analgesik pertama kali
2)
Gangguan citra tubuh
berhubungan dengan perubahan penampilan fisik
a)
NOC : Setelah dilakukan tindakan
keperawatan selama ..x 24 jam diharapkan pasien dapat menerima perubahan yang ada pada dirinya dengan
kriteria hasil :
(1)
Mengidentifikasi
kekuatan personal
(2)
Pengakuan terhadap perubahan actual pada penampilan tubuh
(3)
Menggambarkan perubahan actual pada fungsi tubuh
(4)
Memelihara hubungan social yang dekat dan hubungan personal
b) NIC :
(1) Kaji secara
verbal dan nonverbal respon klien terhadap tubuhnya
(2) Monitor
frekuensi mengkritik dirinya
(3) Jelaskan
tentang pengobatan, perawatan, kemajuan dan prognosis penyakit
(4) Dorong klien
mengungkapkan perasaannya
(5) Identifikasi
arti pengurangan melalui pemakaian alat bantu
(6) Fasilitasi
kontak dengan individu lain dalam kelompok kecil
3)
Perubahan nutrisi kurang dari
kebutuhan tubuh berhubungan dengan ketidakmampuan untuk memasukkan atau
mencerna nutrisi oleh karena
faktor biologis
a)
NOC
: Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama ...x 24 jam diharapkan pasien gangguan
nutrisi kurang dari kebutuhan teratasi dengan kriteria hasil : terjadi peningkatan status nutrisi.
b)
NIC
:
(1)
Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah
kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien
(2)
Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk
mencegah konstipasi
(3)
Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian.
(4)
Monitor lingkungan selama makan
(5)
Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam
makan
(6)
Monitor intake nuntrisi
(7)
Informasikan pada klien dan keluarga tentang manfaat
nutrisi
4)
Intoleransi aktifitas berhubungan dengan kelemahan
fisik sekunder terhadap penurunan energy
a)
NOC : Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama …
x 24 jam diharapkan pasien bertoleransi terhadap aktifitas dengan criteria
hasil :
(1)
Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai
peningkatan tekanan darah, nadi dan RR
(2)
Melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri
(3)
Keseimbangan aktivitas dan istirahat
b)
NIC :
(1)
Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan
aktivitas
(2)
Kaji adanya faktor yang menyebabkan kelelahan
(3)
Monitor nutrisi dan sumber energi yang adekuat
(4)
Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi
secara berlebihan
(5)
Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas
(takikardi, disritmia, sesak nafas, diaporesis, pucat, perubahan hemodinamik)
(6)
Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien
(7)
Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalam
merencanakan progran terapi yang tepat.
(8)
Bantu klien untuk mengidentifikasi
aktivitas yang mampu dilakukan
(9)
Bantu untuk memilih aktivitas
konsisten yang sesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan sosial
(10)
Bantu untuk mengidentifikasi dan
mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan
8.
v Bantu
untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek
9.
v Bantu untuk mengidentifikasi aktivitas yang disukai
10. v Bantu klien
untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang
11. v Bantu
pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas
12. v Sediakan
penguatan positif bagi yang aktif beraktivitas
13. v Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan
14.
v Monitor respon fisik, emosi, sosial dan
spiritual
Tidak ada komentar:
Posting Komentar